![]() Ketakutan kita menunjukkan ketidakpercayaan pada siapa Tuhan itu, apa yang Dia dapat lakukan, ketidakpercayaan akan kebaikan dan kepedulian-Nya pada kita, dan ketidakpercayaan akan kebesaran-Nya. Ketika kita membiarkan kekhawatiran mengambi alih, kita tidak mematuhi Tuhan karena percaya pada sesuatu selain Firman-Nya. Ketakutan adalah hilangnya percaya pada Tuhan. Namun ada tingkat ketakutan yang lebih dalam dan lebih gelap. Rasa ketakutan adalah perasaan yang tidak enak, karena itu masuk akal kalau kita ingin belajar bagaimana untuk merasa tidak takut, dan bagaimana mengatasi kekhawatiran. ![]() Ketakutan dapat membuat kita kehilangan nafsu makan, atau memberi nafsu makan berlebihan, membuat tidak dapat tidur dan membuat kita ingin menangis terus. Ketakutan membuat kita sulit berkonsentrasi atau duduk tenang. Ketakutan membuat perut kita sakit dan jantung kita berdetak cepat. Ketakutan dan kecemasan tidak hanya mempengaruhi kita secara mental, tapi juga secara fisik. ![]() Orang yang putus asa akan menemukan alasan untuk merasa takut di saat tidak ada alasan untuk takut sekelompok orang memiliki kemampuan menemukan masalah jika Tuhan tidak memberikan mereka masalah, mereka membuat masalah sendiri! Sepertinya mereka memiliki satu pabrik masalah kecil di dalam rumah mereka, dan mereka duduk, menggunakan imajinasi mereka untuk merenungkan teror – Spurgeon ![]() Ketakutan dapat dipicu oleh orang, keadaan, pengalaman, kesusahan, penyakit, kematian, kehilangan, rasa sakit, kenangan masa lalu, ketidak-mengertian akan masa depan, atau imajinasi kita sendiri. Ketakutan adalah rasa cemas atau ngeri akan hasil dari sesuatu, atau rasa tertekan karena bertanya-tanya apakah kebutuhan atau keinginan Anda akan terpenuhi. Beralih dari berfokus pada “apa” yang mempengaruhi kita, kita akan memandang ketakutan dan kekhawatiran dengan cara pandang siapa Tuhan kita dan bagaimana kita dapat mengatasinya dengan kekuatan Firman. Kita dapat menghabiskan berminggu-minggu berbicara tentang hal-hal yang merampok kita dari tidur kita, dan mengganggu pikiran kita. Kita semua mengalaminya, mulai dari rasa gelisah yang ringan dan khawatir, sampai dengan rasa cemas yang melumpuhkan dan rasa teror yang gelap. Tidak ada seorangpun yang kebal akan perasaan ini. ![]() Sejak saat itu, ketakutan dan semua perasaan sejenisnya telah mendiami hati kita. Hanya Adam dan Hawa yang pernah mengalami hidup seperti ini – sampai saat mereka melanggar hukum Tuhan yang sempurna. Ketakutan dan kecemasan sudah saat menjadi bagian hidup kita sehingga membayangkan hidup tanpa ketakutan, kecemasan, atau kegelisahan sungguh sangat tidak mungkin. Apakah Anda membayangkan hidup tanpa ketakutan atau kecemasan? Saya tidak dapat membayangkannya. ![]()
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |